BERITABOLA369.Manchester City asuhan Pep Guardiola memenangkan final perserikatan Champions berkat gol Rodri di mnt ke-68; klub Inggris kedua yang memenangkan treble; Penyelamatan dramatis Ederson dari Romelu Lukaku membantu City menghasilkan sejarah di Istanbul.
Manchester City menyelesaikan treble dengan kemenangan 1-0 atas Inter Milan di final perserikatan Champions di Istanbul.
Tendangan kaki samping Rodri di pertengahan babak kedua mematahkan perlawanan Inter serta sundulan Federico Dimarco membentur mistar gawang sebelum Ederson menyelamatkan secara sensasional asal Romelu Lukaku, City bertahan buat menghasilkan sejarah di Stadion Olimpiade Ataturk.
setelah merombak Arsenal buat mempertahankan trofi Premier League serta mengalahkan Manchester United buat mengangkat Piala FA pada Wembley, kemenangan ini menghasilkan mereka menyamai pencapaian rival sekota mereka di tahun 1999. Pep Guardiola menangis sesudahnya.
pelatih Catalan sudah memenangkan semuanya pada City tetapi inilah yg mereka tunggu-tunggu – kampiun Eropa buat pertama kalinya. Bagi Guardiola, ini mengakhiri penantian 12 tahunnya buat memenangkan kompetisi untuk ketiga kalinya menjadi instruktur serta keempat kalinya secara keseluruhan.
Bagaimana Man City menghasilkan sejarah pada Turki
Itu ketat serta tegang. Penuh dengan bahaya, tentu saja, akan tetapi jua kesulitan. sebagai lebih sulit waktu Kevin De Bruyne keluar menggunakan susah payah karena cedera pada babak pertama, buat ke 2 kalinya pada tiga animo dia meninggalkan final liga Champions menggunakan permainan seimbang.
Ederson tampak gugup semenjak awal, memberikan momen-momen kecerobohan yg mengisyaratkan besarnya kesempatan itu. Rodri keliru menempatkan umpan. Erling Haaland melakukan break clear sekali namun tembakannya berhasil diselamatkan. Itu adalah peluang terbaik City pada 45 mnt pertama melawan Inter yg terorganisir.
Tugas itu tak sebagai lebih mudah setelah Lukaku menggantikan Edin Dzeko serta Inter mampu saja memimpin Ederson tidak menggagalkan upaya Lautaro Martinez asal sudut sempit sehabis Manuel Akanji secara misterius membiarkan bola mengalir. Guardiola berlutut putus harapan.
Itu adalah kegembiraan segera sehabis itu. Akanji menyampaikan umpan pada Bernardo Silva serta umpannya dibelokkan ke arah Rodri yg akan datang. sang gelandang mengukur penyelesaiannya, menekuknya melewati dua bek Inter serta masuk ke sudut gawang buat memecah kebuntuan.
Rodri dicadangkan buat final liga Champions melawan Chelsea di 2021. Kali ini tidak. Golnya akan sebagai keliru satu yg paling krusial dalam sejarah City, momen buat menyaingi gol peraih gelar Sergio Aguero 11 tahun sebelumnya. akan tetapi itu bukan akhir.
Dimarco memanfaatkan ketidakpastian pada pada kotak City dan sundulannya menaklukkan Ederson hanya buat membentur mistar gawang. Kesempatan ke 2 terlihat lebih simpel tetapi kali ini sundulan Dimarco membentur kaki Lukaku. Sebuah pelarian yang beruntung.
Lukaku mempunyai peluang yang lebih kentara dengan hanya beberapa mnt tersisa. Robin Gosens memusatkan bola dan striker itu hanya wajib mengalahkan Ederson berasal jeda dekat. Sundulannya tegas tetapi tak di sudut, penjaga gawang membuat penghentian yang mencengangkan untuk menahan bola.
Ini merupakan penyelamatan yang akan dibicarakan selama bertahun-tahun. Malam yang akan dibicarakan selama bertahun-tahun. Manchester City merupakan kampiun Eropa.
Para pemain Man City merenungkan kemenangan yang diperjuangkan menggunakan susah payah “aku jelek akan tetapi aku tidak peduli,” istilah Jack Grealish kepada BT Sport sesudahnya.
“istilah pemain internasional Spanyol itu. “Final seperti ini. Anda tidak mampu berharap untuk bermain mirip umumnya. tapi para pemain bersaing sampai akhir. Kami bersaing mirip hewan.”
Kami menghadapi tim yang luar biasa. Cara mereka bertahan serta melakukan serangan kembali sangat luar biasa.”
“Kami tak pada performa terbaik kami di paruh pertama pertandingan,” Ilkay Gundogan menyetujui. “Kami sedikit ragu. Meskipun kami mempunyai beberapa peluang rupawan, kami memahami kami harus melakukan yg lebih baik di babak kedua. Itulah yg kami lakukan namun tetap saja itu mungkin pertandingan 50-50.”
“Satu gol menghasilkan disparitas seperti yang sering terjadi pada final. Kami merasa sangat beruntung karena itu merupakan milik kami.”
Treble Man City dalam statistik
- Empat final perserikatan Champions terakhir semuanya dimenangkan menggunakan skor 1-0, lebih poly berasal 27 final pertama pada kompetisi sejak pergantian merek di tahun 1992.
- Kemenangan City adalah yg ke-300 mereka pada seluruh kompetisi di bawah Pep Guardiola, pada pertandingan ke-413nya menjadi pelatih klub.
- Manchester City sudah mencetak 100+ gol lebih poly berasal kebobolan mereka pada tiga dari 5 ekspresi dominan terakhir – sebelum kedatangan Pep Guardiola di klub, tidak terdapat tim papan atas Inggris yang pernah menyelesaikan ekspresi dominan dengan mencetak 100+ lebih poly berasal kebobolan mereka .
- Erling Haaland mengakhiri kampanye liga Champions menggunakan 12 gol atas namanya, namun dia tidak mencetak gol dalam tiga penampilan terakhirnya – pertandingan terpanjangnya dalam kompetisi tanpa gol.
- Rodri membentuk awal ekspresi dominan ke-52 buat Manchester City pada seluruh kompetisi – sepanjang karir manajerial Pep Guardiola, satu-satunya pemain lapangan yg memulai lebih poly pertandingan dalam satu animo di bawahnya ialah Lionel Messi.